Gelar Sosialisasi Sistim Sampolari Berbasis RT di Mandiangin Koto Selayan (MKS), Begini Jabaran Camat Mihandrik

    Gelar Sosialisasi Sistim Sampolari Berbasis RT di Mandiangin Koto Selayan (MKS), Begini Jabaran Camat Mihandrik
    Gelar Sosialisasi Sistim Sampolari Berbasis RT di Mandiangin Koto Selayan (MKS), Begini Jabaran Camat Mihandrik

    Bukittinggi--Pengelolaan sampah merupakan kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah.

    Bukittinggi yang notabene menyandang gelar kota wisata, termasuk diantara Kota  yang sering menjadi kunjungan wisata mancanegara maupun wisata lokal

    Maka dari itu dengan banyaknya pengunjung dan julukan Kota Wisata itu jugalah, otomatis Kota Bukittinggi merupakan salah satu Kota penghasil sampah terbesar dan itu merupakan masalah yang paling utama di kota - kota besar lainnya.

    Berdasarkan Data yang diperoleh dari Dinas Terkait Jumlah Sampah per hari di Bukittinggi sekitar 115.95 Ton perhari, untuk pembuangannya hanya ada 1 TPA yang ada di Payakumbuh, itupun hampir penuh, ditambah lagi lahan baru untuk pembuangan sampah Bukittinggi belum ada.

    Saat diwawancarai awak media pada Selasa(18/04) Camat MKS, Mihandrik menyampaikan, dengan permasalahan diatas patut kita waspadai, dengan membuat terobosan baru dalam penanganan sampah ini yang disebut "SAMPOLARI" (Sampah Olah Sendiri).

    "Program SAMPOLARI adalah Program Olah Sampah Sendiri berbasis Rumah Tangga dan Pemberdayaan masyarakatnya serta keterlibatan masyarakat dalam pengolahan Sampah. tutur Mihandrik

    Program SAMPOLARI ini berangkat dari hasil Survey yang dilakukan oleh tim BAPPENAS yang mana Sampah Rumah Tangga saat ini berkisar antara 52, 36%, dan sampah Non Rumah Tangga berkisar antara 47, 64%.

    Oleh karena itu, Kecamatan MKS menginisiasi terobosan baru yakni dengan  mengaplikasikan Optimisasi Sistem SAMPOLARI di setiap Rumah Tangga yang ada di Kecamatan MKS, dan adapun sebagai Pilot Projek program ini kita baru mengambil Sampel di Kelurahan Garegeh.

    Mihandrik menambahkan, di Kelurahan Garegeh ini kita sudah mensosialisasikan dan telah memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang Program SAMPOLARI ini. dan Alhamdulillah warga di kelurahan Garegeh hingga  saat ini sudah mulai  melaksanakan Program tersebut. 

    Teknis dan cara Kerja dari Program SAMPOLARI yaitu, didalam lingkungan Rumah Tangga kita memiliki 2 jenis sampah yakni sampah organik dan sampah  anorganik.Sampah organik berasal dari sisa-sisa organisme hidup baik manusia, hewan, atau tumbuhan, sedangkan sampah anorganik berasal dari organisme tidak hidup.

    Masyarakat menyadari bahwa sampah organik bisa berguna untuk tanaman dan sampah anorganik ini bisa dijual kiloan, maka secara logikanya akan berkurang tumpukan sampah yang akan dibawa oleh PPSU (Petugas Pengambil Sampah Umum) ke TPA.

    "Semoga dengan adanya Program SAMPOLARI ini, pengelolaan Sampah di kota Bukittinggi bisa dikendalikan dan bisa ditertibkan dan kami berharap agar sistem SAMPOLARI ini berhasil dilaksanakan di masing-masing Rumah Tangga, " tutupnya.(Linda).

    Bukittinggi Sumatera-Barat
    Linda Sari

    Linda Sari

    Artikel Sebelumnya

    Sambut Lebaran 1443 H, Organisasi GOW Santuni...

    Artikel Berikutnya

    Berbagi Rejeki, Wawako Bukittinggi Bukber...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Pergerakan Masyarakat saat Libur Nataru Diprediksi Capai 110 Juta Orang, Polri Siapkan Strategi Lalu Lintas
    Satgas Yonzipur 8/SMG Berhasil Amankan Ratusan Botol Miras Ilegal di Perbatasan RI-Malaysia
    Kapusbintal TNI: Peningkatan Ekonomi Mustahik Melalui UMKM
    Tim Persit Puspenerbad Juara Lomba Voli Antar Cabang Sejajaran PG Mabesad
    Penyuluhan Kesehatan Semarakkan HUT Ke-56 Puskes TNI

    Ikuti Kami